Liburan Korea : Buckhon Hanook Village





Bangun pagi cuaca agak mendung dari dugaan kita. Karena kita datang di bulan Juni dan searching google, cuaca disini akan summer, terrnyata kurang tepat, karena kami mengunjungi Korea saat awal bulan jadi suasananya masih pergantian cuaca dari spring ke summer. Cuaca masih kurang jelas, antara panas atau dingin.
Hari ini cuacanya mendung dari hari sebelumnya. Dan kita semua salah kostum karena kita memakai celana pendek dan kaos saja. Begitu sampai dipintu masuk stasiun Gapyeong, ada beberapa orang yang sudah menggunakan jaket tebal dan celana jeans panjang. Malah ada juga beberapa yang sudah mempersiapkan diri membawa payung. Sepertinya jika tinggal di sini, kita harus sering –sering mendengar atau membaca ramalan cuaca setiap harinya. Betul saja, begitu didepan stasiun angin sudah bertiup kencang dan membuat kami semua kedinginan.
Untungnya begitu sampai didalam stasiun,hawanya lebih hangat karena, rasanya ingin berlama lama saja didalam stasiun, tapi kami hari ini punya rencana perjalanan yang panjang, jadi benar-benar harus beranjak dari tempat ini menuju stasiun Buckhon.




*
Sampai di stasiun Buckhon kami mulai mencari tujuan kami pertama yaitu Kawasan Buckhon Hanook Village yang terkenal dengan kawasan rumah dengan nuansa kerajaan zaman dulu. Sebenarnya kawasan rumah ini kawasan elite walaupun semua rumah disini terbuat dari kayu. Ketika mengunjungi tempat ini, kita benar-benar harus menjaga sikap karena kawasan ini masih menjadi tempat tinggal penduduk disini, dan mereka tidak mau terganggu ketenangannya karena wisatawan yang berkunjung hanya untuk sekedar foto dan ingin mengetahui sejarah dari kawasan ini.

Setengah perjalanan kami ternyata tidak begitu mulus, karena tiba-tiba gerimis datang. Untungnya kami sudah membawa persiapan jas hujan. Sangat berguna untuk kondisi yang seperti ini. Sebenarnya sebelum kami menggunakan jas hujan sudah ada seorang ibu yang mengingatkan kami bahwa beberapa meter dari sini sudah gerimis, dan dia mengingatkan kami untuk menggunakan jas hujan atau  payung. Saya sangat senang dengan sikap mereka yang selalu welcome terhadap turis yang mengunjungi Negara mereka.


*










 





Awalnya kami mengunjungi Buckhon Hanook Village untuk mampir di tempat berfoto yang sudah sangat terkenal. Karena setiap turis yang berkunjung ketempat ini selalu mampir ke tempat itu. Tempatnya masih didalam kawasan Buckhon Hanook Village, tetapi kami tidak menyangka bahwa kawasan ini ternyata cukup luas. Semakin membingungkan buat kami dan gerakan kami terhalang dengan cuaca hujan dan angina kencang membuat kami tidak leluasa bergerak untuk mencari tempat yang ingin kami kunjungi. Akhirnya kami rencanakan untuk menikmati perjalanan yang ada saja. Tidak rugi karena setiap jalan yang kami lewati selalu menarik untuk saya, ada beberapa bagian yang bisa saya abadikan untuk difoto.


*
Setelah beberapa menit berjalan, kami menemukan tempat untuk mencoba baju handbook. Walaupun kami tidak menemukan tempat yang memang lagi hits di foto, kami rencanakan untuk mencoba sewa baju handbook dengan harga yang tidak murah tentunya. Setelah tawar menawar dengan pemilik penyewaan, akhirnya kita mendapatkan harga 25000 won untuk 1 pakaian lengkap dengan perhiasan dan pernak pernik juga. Sebenarnya baju yang digunakan bisa dipakai mengunjungi tempat tempat lain didaerah tersebut tetapi karena cuaca masih hujan, kami hanya bisa punya akses didalam tempat sewa baju handbook tadi. Tempatnya masih bisa digunakan sebagai latar untuk berfoto dengan baju handbook dan hasilnya memuaskan dengan harga yang kami dapatkan. Kami juga mencoba menawar harga sewa bajunya dan tentu membutuhkan waktu dan usaha yang cukup lama untuk menyakinkan mereka untuk memberi kami diskon, akhirnya mereka mau memberikan kami diskon walaupun sedikit. 


*
Puas mengabadikan diri kami menggunakan handbook, kami lalu bergegas mencari tempat makan disekitar kawasan ini, karena kami dari pagi hanya makan roti selai stroberi dari penginapan. Beberapa menit jalan keluar dari tempat sewa handbook tadi, kami menemukan tempat kecil yang menjual toebokki, ramen, dan berbagai jenis makanan lainnya yang bisa mengisi perut kami sementara. Semua makanan yang kami pesan sangat sangat enak. Kami tidak tahu apakah karena kami benar-benar sangat lapar atau karena cuaca dingin membuat makanan yang kami pesan habis semuanya. Kali ini tidak lupa dengan ciri khas tempat makan dikorea yaitu selalu disediakan air putih gratis, dan ditempat ini kami menemukan air putih hangat. Sangat jarang sekali tempat menyediakan air putih hangat, beberapa kali kami makan, semua tempat hanya menyediakan air putih dingin saja, entah bagaimana mereka setiap makan selalu minum air putih dingin dengan cuaca yang seperti ini.



***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Wisata di Malaysia : Genting Skyway

Suasana Permukiman Tradisional di Jeju Folk Village

Tempat yang Dapat di Kunjungi di Kota Tarakan - Kalimantan Utara